untouchable
shadow
bright
grey
all
nature
wave
(?)
cerita disini bukanlah soal ini itu sana sini atau aku kamu, disini semuanya tentang hidup.
Kamis, 18 Agustus 2011
truth,lie and cry
Truth,lie and cry.
Apasih gunanya aku ada disini? Jika yang kubisa hanyalah meratap. Mengira-ngira apa-apa yang terjadi. Apa-apa yang hilang,apa-apa yang dilakukan,apa-apa yang terfikirkan. Kebohongan?mungkin. karna ku selalu tak mau dan tidak mengakui kehadiranmu didepan mataku dan matamu,meski semua yang kulakukan berbalik arah dengan apa yang kurasakan selama ini terhadapmu. Mungkin aku terlalu bungkam,hingga membuatmu menerka-nerka. Apakah aku tidak menyukaimu?apakah aku melupakanmu?apakah aku tidak pernah menganggapmu ada?apakah aku mematut diriku untuk menjauhimu?apakah yang aku lakukan?. Lebih, lebih dari semua yang kau tahu. Lebih,lebih dari sekedar terkamu. Lebih dari sekedar fikirmu.
Aku selalu ada,disampingmu.
Jauh,jauh sebelum kau melihatku. Mengenalku,menyapaku. Mengetahui namaku. Bahkan sebelum selama ini aku selalu melihatmu,melihat apa yg kau lakukan bersama teman-temanmu. Melihat bagaimana kau melakukan semua tingkah yang selalu membuatku kagum. Menerka-nerka apa yang kau fikirkan, apa masalah yang merundungmu. Selalu mengikutimu kemanapun kau pergi. Melihatmu dari kejauhan, dan sembunyi saat kau berpaling ke arahku. Selalu mencoba untuk mengertimu,apa yang kau rasakan. Apa yang membuatmu senang,sedih atau sakit. Apa yang membuatmu untuk selalu terlihat baik-baik saja didepan semua orang. Selalu mencontoh dan mengikuti semua saranmu yang ku dapat dari langkah sembunyiku baik dari harian,teman-temanku yang dekat denganmu,atau bahkan dari seorang guru yang mengagumi kehebatanmu. Terlihat seperti penguntitkah aku?mungkin. mungkin terlihat menakutkan. Tapi tak apalah,jika itu semua bisa terbayar dengan mengetahui hatimu lebih jauh. Aku rela,jujur kukatakan. Meski selama ini dihadapmu aku selalu menjauh,menyingkir, menunduk dalam-dalam,mencoba bertingkah seperti tidak mengenalmu,selalu menutup-nutupi hatiku,dingin terhadapmu,tak memedulikanmu,bahkan tak pernah merasakan kehadiranmu. Maaf. Itu semua kulakukan karena aku terlalu takut. Takut akan asa dihatiku, aku terlalu takut untuk menunjukkan kepadamu betapa selama ini aku banyak menyukaimu karena aku takut untuk kehilanganmu. Memang aku adalah pengecut,tapi itu lebih baik jika aku harus selamanya tidak pernah lagi melihatmu. Hanya melihatmu saja aku sudah merasa cukup bahagia. Meski bahagia dibalik semua sakitku. Jujur, dulu aku takut untuk mengakui,namun,saat ini,saat kutulis ini. Rasanya aku beribu-ribu jauh lebih takut karena aku sudah memutuskan untuk walaupun sedikit aku akan menunjukkanmu. Dengan hati yang berdegup kencang karena ketakutanku akan kehilanganmu. Meski tidak ada namamu, tapi aku yakin. Kau pasti akan mengerti bagaimana ini semua terjadi. Mengalir. Tak terbendung. Semua,semua tulisan dan puisi. Semua menceritakan dirimu. Dan aku mungkin akan terlalu takut kau akan mengetahui semua ini,tapi tekadku sudah bulat. Meski sedikit,aku harus berani. Walau itu artinya aku harus sedikit demi sedikit bisa membebaskan namamu dihati. Tapi sungguh tak apa,jika semua ini sudah kutulis. Aku pun akan lega. Setidaknya aku sudah berani sejauh ini. Memang,memang selama ini alasan aku mengacuhkanmu,hanyalah karena aku terlalu takut menunjukkan perasaanku terhadapmu karena ku terlalu takut jika kau tidak mempunyai rasa yang sama terhadapku. Karena sudah selama ini,kuputuskan untuk sedikit membuka diriku. kau tahu berapa lamanya itu? Sudah bertahun-tahun aku terus menerus sembunyi dibalik hitamnya malam,menepis semua kemungkinan terhadapmu karena ketakutanku. Dan sekarang,aku tak peduli karena aku ingin kau tahu bahwa aku tidak bisa selamanya menjadi seorang pengecut. Sekarang dimulailah segala harihariku. Semua ini,karena ku terlalu takut. Terlalu takut bahkan hanya untuk sekedar menatap matamu.
There's a truth behind a lie,there’s a lie behind a cry.
That’s why i just wanna be miss silent.
Apasih gunanya aku ada disini? Jika yang kubisa hanyalah meratap. Mengira-ngira apa-apa yang terjadi. Apa-apa yang hilang,apa-apa yang dilakukan,apa-apa yang terfikirkan. Kebohongan?mungkin. karna ku selalu tak mau dan tidak mengakui kehadiranmu didepan mataku dan matamu,meski semua yang kulakukan berbalik arah dengan apa yang kurasakan selama ini terhadapmu. Mungkin aku terlalu bungkam,hingga membuatmu menerka-nerka. Apakah aku tidak menyukaimu?apakah aku melupakanmu?apakah aku tidak pernah menganggapmu ada?apakah aku mematut diriku untuk menjauhimu?apakah yang aku lakukan?. Lebih, lebih dari semua yang kau tahu. Lebih,lebih dari sekedar terkamu. Lebih dari sekedar fikirmu.
Aku selalu ada,disampingmu.
Jauh,jauh sebelum kau melihatku. Mengenalku,menyapaku. Mengetahui namaku. Bahkan sebelum selama ini aku selalu melihatmu,melihat apa yg kau lakukan bersama teman-temanmu. Melihat bagaimana kau melakukan semua tingkah yang selalu membuatku kagum. Menerka-nerka apa yang kau fikirkan, apa masalah yang merundungmu. Selalu mengikutimu kemanapun kau pergi. Melihatmu dari kejauhan, dan sembunyi saat kau berpaling ke arahku. Selalu mencoba untuk mengertimu,apa yang kau rasakan. Apa yang membuatmu senang,sedih atau sakit. Apa yang membuatmu untuk selalu terlihat baik-baik saja didepan semua orang. Selalu mencontoh dan mengikuti semua saranmu yang ku dapat dari langkah sembunyiku baik dari harian,teman-temanku yang dekat denganmu,atau bahkan dari seorang guru yang mengagumi kehebatanmu. Terlihat seperti penguntitkah aku?mungkin. mungkin terlihat menakutkan. Tapi tak apalah,jika itu semua bisa terbayar dengan mengetahui hatimu lebih jauh. Aku rela,jujur kukatakan. Meski selama ini dihadapmu aku selalu menjauh,menyingkir, menunduk dalam-dalam,mencoba bertingkah seperti tidak mengenalmu,selalu menutup-nutupi hatiku,dingin terhadapmu,tak memedulikanmu,bahkan tak pernah merasakan kehadiranmu. Maaf. Itu semua kulakukan karena aku terlalu takut. Takut akan asa dihatiku, aku terlalu takut untuk menunjukkan kepadamu betapa selama ini aku banyak menyukaimu karena aku takut untuk kehilanganmu. Memang aku adalah pengecut,tapi itu lebih baik jika aku harus selamanya tidak pernah lagi melihatmu. Hanya melihatmu saja aku sudah merasa cukup bahagia. Meski bahagia dibalik semua sakitku. Jujur, dulu aku takut untuk mengakui,namun,saat ini,saat kutulis ini. Rasanya aku beribu-ribu jauh lebih takut karena aku sudah memutuskan untuk walaupun sedikit aku akan menunjukkanmu. Dengan hati yang berdegup kencang karena ketakutanku akan kehilanganmu. Meski tidak ada namamu, tapi aku yakin. Kau pasti akan mengerti bagaimana ini semua terjadi. Mengalir. Tak terbendung. Semua,semua tulisan dan puisi. Semua menceritakan dirimu. Dan aku mungkin akan terlalu takut kau akan mengetahui semua ini,tapi tekadku sudah bulat. Meski sedikit,aku harus berani. Walau itu artinya aku harus sedikit demi sedikit bisa membebaskan namamu dihati. Tapi sungguh tak apa,jika semua ini sudah kutulis. Aku pun akan lega. Setidaknya aku sudah berani sejauh ini. Memang,memang selama ini alasan aku mengacuhkanmu,hanyalah karena aku terlalu takut menunjukkan perasaanku terhadapmu karena ku terlalu takut jika kau tidak mempunyai rasa yang sama terhadapku. Karena sudah selama ini,kuputuskan untuk sedikit membuka diriku. kau tahu berapa lamanya itu? Sudah bertahun-tahun aku terus menerus sembunyi dibalik hitamnya malam,menepis semua kemungkinan terhadapmu karena ketakutanku. Dan sekarang,aku tak peduli karena aku ingin kau tahu bahwa aku tidak bisa selamanya menjadi seorang pengecut. Sekarang dimulailah segala harihariku. Semua ini,karena ku terlalu takut. Terlalu takut bahkan hanya untuk sekedar menatap matamu.
There's a truth behind a lie,there’s a lie behind a cry.
That’s why i just wanna be miss silent.
Senin, 15 Agustus 2011
cerpencerpencerpen
cerpen ini saya posting krn tmen2 saya pda penasaran, dan alhamdulillah ini cerpen yg membawa saya mnjadi 40besar finalis cerpen seprovinsi lampung. terimakasih kepada Allah SWT,terimakasih juga buat sahabat2ku yg udh support,ayah ibuku dan adik2ku yg paling kusayangi. berkat kalian aku bisa nulis cerita ini. dan terkhususkan untuk sahabat yg tak tergantikan dihidupku(cho-cha,ginny,n ie'ien),kalian selalu bisa membuatku tersenyum. berkat kalian aku mendapatkan ide ini,love you guys. tanpa semua ini ga akan ada yg namanya aeririana.dan cerpen ini khusus saya buat untuk kalian semua. kritik dan saran sangat membantu saya utk perbaharuan cerpen ini,maka itu saya sangat mengaharapkan kritik dan saran anda. selamat membaca. :D
Senja Sehari Untuk Sahabat
Kamis 05 Februari 2009,pukul 06.00 WIB.
05 Februari?
Sial!
Kenapa sih?
Pantas saja tadi malam aku merasa sedikit aneh , tiba-tiba merasa sedih dan kehilangan!Ternyata pagi ini aku sudah tahu jawabannya,aku benci kamu!aku benci!kenapa kamu tidak pernah bilang?kamu tidak pernah berkata apa-apa.Kamu juga tidak menepati janji kamu!janji kita berempat bahwa kita akan terus bersama-sama sampai hari tua nanti,aku tahu itu tidak mungkin dirubah. Tapi setidaknya kamu bilang sesuatu.Supaya kami semua mengerti,kamu tidak bicara apa-apa dan kamu tidak menepati janji kamu yang kita buat bersama-sama waktu akan masuk SMA,kamu bahkan tidak pernah tahu bagaimana cara kami hidup sebelum kamu ada dan datang.Dan sekarang setelah semuanya terjadi, kamu dengan seenaknya pergi dari kami semua.Kamu tidak berkata apa-apa.Kamu yang memelihara semua itu. Semua persahabatan dan tetek bengek itu.Kamu yang pertama menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesatuan di antara kita berempat.Kamu yang mengajarkan kami berempat arti sahabat dan saling menopang saat kami dalam masalah.
Kamu yang membuat ini semua berjalan dan mengalir!dan sekarang setelah apa yang sudah kami dapat, kamu pergi dan meninggalkan kami disini sendiri.Dan kepergianmu itu,kematianmu. Membuat segalanya berubah.Membuat kami menjadi canggung dan merasa semuanya sudah menjauh,kamu puas hah?Apa maksudnya semua ini?semua yang kamu tunjukkan selama ini kepada kami?jika itu adalah misi kamu datang ke hidup kami, kamu sudah cukup berhasil.Kamu sudah cukup membuat kami tahu bagaimana menghargai.Kamu sudah cukup membuat kami tahu kalau kita saling memiliki.Kamu sudah cukup membuat kami merasa sedih.Dan kamu sudah membuat kami tahu bagaimana rasanya kehilangan. Ah.....memang benar semua itu.Kita tidak akan pernah tahu kalau kita belum pernah merasakan.
Kami sudah merasakan persahabatan yang indah, rasa kebersamaan, rasa sayang satu sama lain, rasa bagaimana caranya disaat-saat tertentu kami dipaksa oleh keadaan untuk menjadi lebih dewasa daripada umur kami yang sebenarnya, rasa yang kuat satu sama lainnya. Rasa yang membuat kami percaya kalau kami bisa, jika kami terus ada disamping masing-masing dan masih terus bersama-sama.Rasa yang membuat kami tidak mengenal kata tidak mungkin, rasa yang membuat kami merasa aman dan nyaman saat berada disampingmu. Rasa hormat kami satu sama lain, rasa yang kamu ajak untuk bermimpi tinggi-tinggi dan tidak takut untuk berjudi dengan hidupnya sendiri. Rasa yang amat banyak yang sayangnya tidak bisa dilupakan dengan waktu.
Kamu bilang orang-orang seperti kita ini tidak akan pernah maju kalau kita tidak berani mengambil resiko dan mulai berjudi dengan hidupnya,dan kata kamu ini judi yang real.Jadi kita harus terus berusaha sampai dititik terakhir dan semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kita punya untuk mencapai apa yang sudah kita pertaruhkan, katamu kita harus terus berusaha untuk menang dalam judi kehidupan.Kamu tidak pernah membiarkan kami percaya pada keajaiban ,karena kamu tahu kita tidak akan bisa kalau kita terus-menerus berpura-pura mengerti padahal tidak tahu apa-apa sama sekali.Kamu mengatakan bahwasannya meskipun kita gagal tapi itu tidak pernah benar-benar gagal, kamu bilang jangan takut untuk mencoba.Kita tidak akan tahu kalau kita tidak pernah mencoba.Kita akan terus berlari dan berlari,mencoba dan mencoba sampai akhirnya kita dapat.Meski tak jarang yang kita dapatkan itu biasanya bukan yang kita inginkan, tapi kamu mengatakan setidaknya kita bukan pengecut yang berani bermimpi tapi takut untuk mencoba.Kamu bilang meski nantinya kita mendapatkan apa yang bukan diimpikan,kita harus bangga pada diri kita karena kita sudah berjuang dan berani mengambil semua risiko dan berusaha sekeras mungkin untuk mimpi itu.Tapi katamu bahwa kita juga harus yakin kalau kita memang sudah berusaha sekeras dan sekuat mungkin pasti Allah SWT. akan mendengar dan mungkin akan mempermudah atau bahkan mengabulkan mimpi kita.Karena katamu tidak ada sesuatupun yang bisa didapat jika kita tidak berusaha,dan kau mengatakan kesuksesan itu pasti ada dan mendatangimu jika kamu mencoba,berusaha,dan berdo’a.
Katamu jangan coba mengejar kesuksesan tapi kejar kesempurnaan.Dan sekarang kamu pergi!aku marah kepadamu!hah!Bahkan bukan aku saja!mereka juga!tapi kami tidak pernah benar benar-benci kamu!Kamu tahu itu!kami hanya kurang mengerti bagaimana ini terjadi!Apa maksudmu?hahhh?aku mau jawabanmu!tapi aku tahu itu tak mungkin!kau hanya ingin aku menikmati pertanyaanku sendiri!Apa itu yang ingin kau bilang ke aku?kenapa baru sekarang?kenapa tidak dari waktu pertama dulu?
Sekarang sudah hampir terlambat.Tetapi setidaknya aku masih punya suatu pegangan.Meskipun jika kamu terlambat sedikit saja,mungkin pegangan itu juga akan pergi karena asyik dengan perubahan yang ia buat.
Kuharap kamu tahu ini.Aaaarrrrggghhh!aku marah!ralat!kami marah kepadamu!Tapi tidak kami pungkiri kalau kami juga sangat sayang dan rindu setengah mati kepadamu!
By: Chizza.
Sabtu 05 Februari 2011,pukul 16.00 WIB.
Aku tersenyum sembari melipat secarik kertas yang baru kubaca.Betapa marahnya aku dulu saat kehilanganmu.
Ahhh...
Aku teringat cerminan diriku dulu. Seorang gadis kecil yang mencari jati diri,yang dikatakan kecil tetapi tidak mau dianggap kecil dan jika dianggap dewasa tetapi tidak dewasa pada kenyataannya.Serba salah memang.Tiba-tiba air mataku menetes tanpa dikomando.Kuseka air mataku dengan punggung tangan.Sesenggukan aku di bangku taman yang sepi ini.Dulu bangku taman di alun-alun kota Metro ini terasa begitu sesak oleh kami berempat,hingga kami harus berebut mendapatkan tempat di bangku yang tak seberapa besar ini.Masih teringat jelas saat-saat indah kami dulu,bermain bersama di sungai Sekampung, Jelujur-Tegineneng.
Minggu 14 september 2008,pukul 09.00 WIB. Jelujur-Tegineneng.
Sepeda kami kayuh bersama-sama, melewati banyak rintangan.Mulai tanjakan hingga turunan,sampai pada tebing yang curam.Tetapi, sesampainya disana terbayar sudah semua rasa capek itu. Sungai itu begitu indah, di kerumuni oleh pasir bertakhta rerumputan hijau,ilalang seolah melambai di antara jalinan sesemakan,bunga liar tumbuh subur di semua mata memandang,seolah mahkota di tengah gemerisik kudusnya aliran sungai yang tenang. Tumbuh dimana saja sesuka hati, angkuh dengan keindahannya karena memang bunga-bunga itulah yang menjadi sang maestro di sungai yang tampak seperti pantai yang panjang ini. Bukit-bukit pasir teronggok memamerkan keindahan yang dibuat Allah SWT, seakan merayu untuk sekadar disinggahi. Kakiku yang telanjang merasakan kehangatan pasir sungai akibat pancaran mentari sore, tanganku sibuk dengan gemericik air dan sesekali lumut yang lembap.Sementara sahabat-sahabatku asyik berfoto ria di suatu sudut sungai.Kamipun menemukan sebuah perahu tua yang mana kami naiki dan membawa kami ke hutan-hutan bambu di sepanjang alur sungai.Daun-daun bambu itu saling terjalin satu sama lainnya membentuk serangkaian lorong-lorong yang menjadi peneduh di sepanjang sungai yang tampak seperti pantai panjang yang dipenuhi oleh aneka bebatuan yang menawan.Indah.Satu kata yang tak cukup mewakili pemandangan yang disajikan untuk memanjakan mata kami.Dan kamipun tersadar akan kuasa kebesaran-Nya.Ditambah sungai yang yang begitu lengang karena jarang dijamah tangan manusia.
Sabtu 05 Februari 2011.
Kulihat jam di pergelangan tanganku,tak terasa waktu menunjukkan pukul 16.30 WIB.Penungguanku pun masih berlanjut.Aku tersenyum kecil setelah mengingat kenangan kami waktu di sungai Sekampung dulu.
Subhanallah.Spontan mulutku berucap.Fikiranku masih terbayang akan keindahan ciptaan-Nya di sungai itu.Sedangkan sekarang bangku yang kududuki ini terasa sangat lapang. Bertolak belakang dengan segala kemeriahan saat-saat kami di Jelujur dulu.
Sekarang aku sudah berumur 17tahun,hampir mendekati masa dewasa. Aku sudah merasakan sedikit banyak pahit getirnya hidup yang ku arungi, dan berkat Allah SWT. aku menemukan secercah cahaya dan nikmat yang diberikan oleh Allah kepadaku.Ya,sekarang aku sedang belajar menjadi seorang akhwat.Akhwat?ku putar lagi kenangan semasa menengah pertama.Dulu aku tak tahu sama sekali dengan urusan rohis dan segala apa yang ada didalamnya,bahkan kata “akhwat” pun masih sangat asing di telingaku.Dulu, kami tak pernah benar-benar melaksanakan shalat lima waktu. Mungkin kami hanya melaksanakan shalat subuh atau maghrib,sedang waktu yang lainnya tak kami kerjakan karena alasan lupa atau malas.
Dan sekarang,ku temukan diriku disini.Aku bersama sahabatku sedang dalam masa perubahan diri yang Insyaallah berubah ke arah yang lebih baik.Kami berdua berjuang dan saling menguatkan diri untuk tetap memegang prinsip baru kami.Terserah apa kata orang diluar sana,yang jelas kami bersyukur bisa sampai di titik ini dan dipertemukan oleh saudara-saudara muslim yang menawarkan ukhuwah termanis yang tentu saja kami terima dengan senang hati.Sekarang kami adalah manusia baru, kami belajar banyak hal dari saudara-saudara kami di rohis sekolah ini.Belajar pengendalian diri,belajar menjaga aurat,menjaga apa yang patut kami jaga dan pertahankan,dan belajar tentang arti kehidupan yang sebenarnya.
Kami menjadi jiwa yang baru, yang bersemangat menjaga dan mengobarkan api persaudaraan.Saling menggenggam erat dan bertopang bahu untuk sekedar menumpang bersandar.Kami menjadi remaja muslim yang peduli atas dampak perkembangan zaman terhadap para remaja sekarang.Dan sedikit demi sedikit ikut menyadarkan dan membantu sesama muslim meskipun hanya dengan semampu kami.
Aku lalu teringat saat pertama kali kami masuk SMA,dan dihari yang bersejarah itu kamipun memutuskan akan masuk rohis.
Jumat 24 Juli 2009,pukul 07.30 WIB.Hari MOS Pengenalan Ekskul.
“Huaahhh........ribet amat sihh!disuruh pake baju adat segala!panas nih!”aku menggerutu.
“Iya nih,kamu itu enak cuma pake kebaya,lha aku pake tapis gini!Berat tau!” Reya pun ikut menggerutu.
“Iya.Padahal cuma pengenalan ekskul doang.Hiyaaahh ribet gini.Yaudah yuk!aku masuk ke kelas dulu yaaa...takut kena marah kalo telat”aku pun ngeloyor pergi.
“Oke.Sampai ketemu istirahat entar ya Za!”Reya pun ikut pergi ke kelasnya.
Saat itu,jam ketiga adalah pengenalan ekskul rohis.Akupun langsung menunjukkan muka tak tertarik.Kakak-kakak kelas memberikan selebaran padaku,aku membacanya. Lalu ku lihat penjelasannya tentang ekskul rohis tersebut.Aku mulai tertarik, “sepertinya seru” ucapku dalam hati.Aku bertanya ini itu dengan kakak-kakak kelas yang memberi pengarahan.Aku salut dengan para kakak-kakak kelas itu yang memakai jilbab sungguh sangat rapat,menunjukkan keseriusannya dalam berhijab.Terbayang dibenakku betapa panasnya jika aku disuruh memakai jilbab sebesar itu.Akupun meringis takjub,takjub dengan hijab yang mereka pertahankan,takjub dengan keramahan yang diberi oleh mereka,dan yang sangat membuatku takjub dan iri adalah wajah-wajah teduh mereka itu.Damai sekali melihat wajah penuh senyuman itu.Bel istirahatpun berbunyi. Akupun menghampiri kelas Reya,sahabatku.
“Eh,Ya tadi di kelas kamu udah ada pengenalan ekskul rohis belum?”tanyaku.
“Udah,kayaknya seru ya.”
“Iya,aku jadi kepingin ikut ekskulnya.Tapi aku kan ga pake jilbab.”kepalaku tertunduk lesu.
“Yaudah,ga papa loh.Ikut aja yuk.Sama aku ,nanti kita sama-sama.”
“Beneran?ya udah kita ikutan yuk.”
“Oke.Sip.”kamipun tersenyum bersama.
Jum’at lusa,kami sudah berada di masjid mengikuti pendaftaran anggota rohis.Lalu hari Sabtu kami pun diklat.Hari berganti hari,kami sangat senang berada dalam ekskul tersebut.Ekskul tersebut memberi kami banyak pencerahan.Dan sedikit demi sedikit kamipun dapat mengerti dan menata ulang hidup kami kembali.Dari rohis jugalah kami diajarkan untuk mengikhlaskan sahabat kami yang kini mungkin sudah tenang dan berada di surga. Amin.
Sabtu 05 Februari 2011,pukul 16.45 WIB.
Aku takkan pernah membiarkanmu jatuh.
Aku akan selalu membantumu berdiri disampingku.
Aku akan selalu disini saat kau membutuhkanku.
Setiap detik,setiap waktu,dimanapun kau berada saat kau butuh seseorang yang akan menguatkanmu.
Aku akan berada dan tumbuh dewasa disampingmu.
Disini,selamanya.
Bersama.Kau takkan pernah membutuhkan apa-apa lagi karena kau sudah mempunyai seorang sahabat setia.
Karena kita adalah jiwa yang sama.
Kau disampingku.Dan aku disampingmu.
Akhirnya, disinilah kami dengan segala perubahan yang terjadi pada diri kami. Memang banyak mengandung pro dan kontra. Tetapi jalan ini sudah kami ambil dan kami harus terus memperjuangkan prinsip hidup yang kami pegang ini.
Sekarang kami hanya bertiga.Tetapi,temanku Tiby berbeda sekolah dengan aku dan Reya.Meskipun begitu,kami masih sering berkumpul bersama dan menjalani hari-hari indah bersama-sama.
“Za! Za! Udah dari tadi nunggunya?”
Seruan Reya membuyarkan lamunanku. Aku pun terkesiap dan langsung menyadari kehadirannya.
“Eh..ohh...iya.Lumayan.”kataku masih agak tergagap.
“Dasar lu!yaudah,jadi berangkat nggak ni?”
“Iya iya jadi,yaudah yuk berangkat”
“Yuk”
“Eh..sebentar-sebentar.”
“Apa?”
“Sebentar”
Kulipat secarik kertas lusuh cetakan beberapa tahun silam itu yang sudah mulai menguning menjadi sebuah pesawat mainan dan menerbangkannya.
“Udah belum?”
“Udah kok.Yuk berangkat.”
“Tadi itu kertas apaan sih?”tanya Reya menyelidik.
“Oh..bukan apa-apa kok.Yuk berangkat.”
“Ohh..yaudah.Let’s go!”seru Reya.
Sebentar aku menengadah untuk melihat indahnya awan di sore hari yang cerah itu.Begitu memikat hatiku yang sedang diselimuti rasa haru.Lalu aku berseru dalam hati.
“Aku sudah mengikhlaskanmu Tama.Sudah mengikhlaskanmu.Semoga engkau tenang dialam sana.Karena kita bertemu karena-Nya,dan karena-Nya juga kita berpisah.Kami semua menyayangimu.”
Air mataku meleleh tepat setelah seruanku berakhir.Kurasakan air hangat yang mengalir dipipiku itu,menggenangi wajahku.Reya menatapku tepat dimanik mata,ia mengangguk seolah mengerti apa yang sedang terjadi.Ya,hari ini Tama merayakan ulang tahun kedelapan belasnya.Akupun tersenyum sembari mengusap air mata yang jatuh ke pipiku.
Oleh: aeririana(era susanti)
Senja Sehari Untuk Sahabat
Kamis 05 Februari 2009,pukul 06.00 WIB.
05 Februari?
Sial!
Kenapa sih?
Pantas saja tadi malam aku merasa sedikit aneh , tiba-tiba merasa sedih dan kehilangan!Ternyata pagi ini aku sudah tahu jawabannya,aku benci kamu!aku benci!kenapa kamu tidak pernah bilang?kamu tidak pernah berkata apa-apa.Kamu juga tidak menepati janji kamu!janji kita berempat bahwa kita akan terus bersama-sama sampai hari tua nanti,aku tahu itu tidak mungkin dirubah. Tapi setidaknya kamu bilang sesuatu.Supaya kami semua mengerti,kamu tidak bicara apa-apa dan kamu tidak menepati janji kamu yang kita buat bersama-sama waktu akan masuk SMA,kamu bahkan tidak pernah tahu bagaimana cara kami hidup sebelum kamu ada dan datang.Dan sekarang setelah semuanya terjadi, kamu dengan seenaknya pergi dari kami semua.Kamu tidak berkata apa-apa.Kamu yang memelihara semua itu. Semua persahabatan dan tetek bengek itu.Kamu yang pertama menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesatuan di antara kita berempat.Kamu yang mengajarkan kami berempat arti sahabat dan saling menopang saat kami dalam masalah.
Kamu yang membuat ini semua berjalan dan mengalir!dan sekarang setelah apa yang sudah kami dapat, kamu pergi dan meninggalkan kami disini sendiri.Dan kepergianmu itu,kematianmu. Membuat segalanya berubah.Membuat kami menjadi canggung dan merasa semuanya sudah menjauh,kamu puas hah?Apa maksudnya semua ini?semua yang kamu tunjukkan selama ini kepada kami?jika itu adalah misi kamu datang ke hidup kami, kamu sudah cukup berhasil.Kamu sudah cukup membuat kami tahu bagaimana menghargai.Kamu sudah cukup membuat kami tahu kalau kita saling memiliki.Kamu sudah cukup membuat kami merasa sedih.Dan kamu sudah membuat kami tahu bagaimana rasanya kehilangan. Ah.....memang benar semua itu.Kita tidak akan pernah tahu kalau kita belum pernah merasakan.
Kami sudah merasakan persahabatan yang indah, rasa kebersamaan, rasa sayang satu sama lain, rasa bagaimana caranya disaat-saat tertentu kami dipaksa oleh keadaan untuk menjadi lebih dewasa daripada umur kami yang sebenarnya, rasa yang kuat satu sama lainnya. Rasa yang membuat kami percaya kalau kami bisa, jika kami terus ada disamping masing-masing dan masih terus bersama-sama.Rasa yang membuat kami tidak mengenal kata tidak mungkin, rasa yang membuat kami merasa aman dan nyaman saat berada disampingmu. Rasa hormat kami satu sama lain, rasa yang kamu ajak untuk bermimpi tinggi-tinggi dan tidak takut untuk berjudi dengan hidupnya sendiri. Rasa yang amat banyak yang sayangnya tidak bisa dilupakan dengan waktu.
Kamu bilang orang-orang seperti kita ini tidak akan pernah maju kalau kita tidak berani mengambil resiko dan mulai berjudi dengan hidupnya,dan kata kamu ini judi yang real.Jadi kita harus terus berusaha sampai dititik terakhir dan semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kita punya untuk mencapai apa yang sudah kita pertaruhkan, katamu kita harus terus berusaha untuk menang dalam judi kehidupan.Kamu tidak pernah membiarkan kami percaya pada keajaiban ,karena kamu tahu kita tidak akan bisa kalau kita terus-menerus berpura-pura mengerti padahal tidak tahu apa-apa sama sekali.Kamu mengatakan bahwasannya meskipun kita gagal tapi itu tidak pernah benar-benar gagal, kamu bilang jangan takut untuk mencoba.Kita tidak akan tahu kalau kita tidak pernah mencoba.Kita akan terus berlari dan berlari,mencoba dan mencoba sampai akhirnya kita dapat.Meski tak jarang yang kita dapatkan itu biasanya bukan yang kita inginkan, tapi kamu mengatakan setidaknya kita bukan pengecut yang berani bermimpi tapi takut untuk mencoba.Kamu bilang meski nantinya kita mendapatkan apa yang bukan diimpikan,kita harus bangga pada diri kita karena kita sudah berjuang dan berani mengambil semua risiko dan berusaha sekeras mungkin untuk mimpi itu.Tapi katamu bahwa kita juga harus yakin kalau kita memang sudah berusaha sekeras dan sekuat mungkin pasti Allah SWT. akan mendengar dan mungkin akan mempermudah atau bahkan mengabulkan mimpi kita.Karena katamu tidak ada sesuatupun yang bisa didapat jika kita tidak berusaha,dan kau mengatakan kesuksesan itu pasti ada dan mendatangimu jika kamu mencoba,berusaha,dan berdo’a.
Katamu jangan coba mengejar kesuksesan tapi kejar kesempurnaan.Dan sekarang kamu pergi!aku marah kepadamu!hah!Bahkan bukan aku saja!mereka juga!tapi kami tidak pernah benar benar-benci kamu!Kamu tahu itu!kami hanya kurang mengerti bagaimana ini terjadi!Apa maksudmu?hahhh?aku mau jawabanmu!tapi aku tahu itu tak mungkin!kau hanya ingin aku menikmati pertanyaanku sendiri!Apa itu yang ingin kau bilang ke aku?kenapa baru sekarang?kenapa tidak dari waktu pertama dulu?
Sekarang sudah hampir terlambat.Tetapi setidaknya aku masih punya suatu pegangan.Meskipun jika kamu terlambat sedikit saja,mungkin pegangan itu juga akan pergi karena asyik dengan perubahan yang ia buat.
Kuharap kamu tahu ini.Aaaarrrrggghhh!aku marah!ralat!kami marah kepadamu!Tapi tidak kami pungkiri kalau kami juga sangat sayang dan rindu setengah mati kepadamu!
By: Chizza.
Sabtu 05 Februari 2011,pukul 16.00 WIB.
Aku tersenyum sembari melipat secarik kertas yang baru kubaca.Betapa marahnya aku dulu saat kehilanganmu.
Ahhh...
Aku teringat cerminan diriku dulu. Seorang gadis kecil yang mencari jati diri,yang dikatakan kecil tetapi tidak mau dianggap kecil dan jika dianggap dewasa tetapi tidak dewasa pada kenyataannya.Serba salah memang.Tiba-tiba air mataku menetes tanpa dikomando.Kuseka air mataku dengan punggung tangan.Sesenggukan aku di bangku taman yang sepi ini.Dulu bangku taman di alun-alun kota Metro ini terasa begitu sesak oleh kami berempat,hingga kami harus berebut mendapatkan tempat di bangku yang tak seberapa besar ini.Masih teringat jelas saat-saat indah kami dulu,bermain bersama di sungai Sekampung, Jelujur-Tegineneng.
Minggu 14 september 2008,pukul 09.00 WIB. Jelujur-Tegineneng.
Sepeda kami kayuh bersama-sama, melewati banyak rintangan.Mulai tanjakan hingga turunan,sampai pada tebing yang curam.Tetapi, sesampainya disana terbayar sudah semua rasa capek itu. Sungai itu begitu indah, di kerumuni oleh pasir bertakhta rerumputan hijau,ilalang seolah melambai di antara jalinan sesemakan,bunga liar tumbuh subur di semua mata memandang,seolah mahkota di tengah gemerisik kudusnya aliran sungai yang tenang. Tumbuh dimana saja sesuka hati, angkuh dengan keindahannya karena memang bunga-bunga itulah yang menjadi sang maestro di sungai yang tampak seperti pantai yang panjang ini. Bukit-bukit pasir teronggok memamerkan keindahan yang dibuat Allah SWT, seakan merayu untuk sekadar disinggahi. Kakiku yang telanjang merasakan kehangatan pasir sungai akibat pancaran mentari sore, tanganku sibuk dengan gemericik air dan sesekali lumut yang lembap.Sementara sahabat-sahabatku asyik berfoto ria di suatu sudut sungai.Kamipun menemukan sebuah perahu tua yang mana kami naiki dan membawa kami ke hutan-hutan bambu di sepanjang alur sungai.Daun-daun bambu itu saling terjalin satu sama lainnya membentuk serangkaian lorong-lorong yang menjadi peneduh di sepanjang sungai yang tampak seperti pantai panjang yang dipenuhi oleh aneka bebatuan yang menawan.Indah.Satu kata yang tak cukup mewakili pemandangan yang disajikan untuk memanjakan mata kami.Dan kamipun tersadar akan kuasa kebesaran-Nya.Ditambah sungai yang yang begitu lengang karena jarang dijamah tangan manusia.
Sabtu 05 Februari 2011.
Kulihat jam di pergelangan tanganku,tak terasa waktu menunjukkan pukul 16.30 WIB.Penungguanku pun masih berlanjut.Aku tersenyum kecil setelah mengingat kenangan kami waktu di sungai Sekampung dulu.
Subhanallah.Spontan mulutku berucap.Fikiranku masih terbayang akan keindahan ciptaan-Nya di sungai itu.Sedangkan sekarang bangku yang kududuki ini terasa sangat lapang. Bertolak belakang dengan segala kemeriahan saat-saat kami di Jelujur dulu.
Sekarang aku sudah berumur 17tahun,hampir mendekati masa dewasa. Aku sudah merasakan sedikit banyak pahit getirnya hidup yang ku arungi, dan berkat Allah SWT. aku menemukan secercah cahaya dan nikmat yang diberikan oleh Allah kepadaku.Ya,sekarang aku sedang belajar menjadi seorang akhwat.Akhwat?ku putar lagi kenangan semasa menengah pertama.Dulu aku tak tahu sama sekali dengan urusan rohis dan segala apa yang ada didalamnya,bahkan kata “akhwat” pun masih sangat asing di telingaku.Dulu, kami tak pernah benar-benar melaksanakan shalat lima waktu. Mungkin kami hanya melaksanakan shalat subuh atau maghrib,sedang waktu yang lainnya tak kami kerjakan karena alasan lupa atau malas.
Dan sekarang,ku temukan diriku disini.Aku bersama sahabatku sedang dalam masa perubahan diri yang Insyaallah berubah ke arah yang lebih baik.Kami berdua berjuang dan saling menguatkan diri untuk tetap memegang prinsip baru kami.Terserah apa kata orang diluar sana,yang jelas kami bersyukur bisa sampai di titik ini dan dipertemukan oleh saudara-saudara muslim yang menawarkan ukhuwah termanis yang tentu saja kami terima dengan senang hati.Sekarang kami adalah manusia baru, kami belajar banyak hal dari saudara-saudara kami di rohis sekolah ini.Belajar pengendalian diri,belajar menjaga aurat,menjaga apa yang patut kami jaga dan pertahankan,dan belajar tentang arti kehidupan yang sebenarnya.
Kami menjadi jiwa yang baru, yang bersemangat menjaga dan mengobarkan api persaudaraan.Saling menggenggam erat dan bertopang bahu untuk sekedar menumpang bersandar.Kami menjadi remaja muslim yang peduli atas dampak perkembangan zaman terhadap para remaja sekarang.Dan sedikit demi sedikit ikut menyadarkan dan membantu sesama muslim meskipun hanya dengan semampu kami.
Aku lalu teringat saat pertama kali kami masuk SMA,dan dihari yang bersejarah itu kamipun memutuskan akan masuk rohis.
Jumat 24 Juli 2009,pukul 07.30 WIB.Hari MOS Pengenalan Ekskul.
“Huaahhh........ribet amat sihh!disuruh pake baju adat segala!panas nih!”aku menggerutu.
“Iya nih,kamu itu enak cuma pake kebaya,lha aku pake tapis gini!Berat tau!” Reya pun ikut menggerutu.
“Iya.Padahal cuma pengenalan ekskul doang.Hiyaaahh ribet gini.Yaudah yuk!aku masuk ke kelas dulu yaaa...takut kena marah kalo telat”aku pun ngeloyor pergi.
“Oke.Sampai ketemu istirahat entar ya Za!”Reya pun ikut pergi ke kelasnya.
Saat itu,jam ketiga adalah pengenalan ekskul rohis.Akupun langsung menunjukkan muka tak tertarik.Kakak-kakak kelas memberikan selebaran padaku,aku membacanya. Lalu ku lihat penjelasannya tentang ekskul rohis tersebut.Aku mulai tertarik, “sepertinya seru” ucapku dalam hati.Aku bertanya ini itu dengan kakak-kakak kelas yang memberi pengarahan.Aku salut dengan para kakak-kakak kelas itu yang memakai jilbab sungguh sangat rapat,menunjukkan keseriusannya dalam berhijab.Terbayang dibenakku betapa panasnya jika aku disuruh memakai jilbab sebesar itu.Akupun meringis takjub,takjub dengan hijab yang mereka pertahankan,takjub dengan keramahan yang diberi oleh mereka,dan yang sangat membuatku takjub dan iri adalah wajah-wajah teduh mereka itu.Damai sekali melihat wajah penuh senyuman itu.Bel istirahatpun berbunyi. Akupun menghampiri kelas Reya,sahabatku.
“Eh,Ya tadi di kelas kamu udah ada pengenalan ekskul rohis belum?”tanyaku.
“Udah,kayaknya seru ya.”
“Iya,aku jadi kepingin ikut ekskulnya.Tapi aku kan ga pake jilbab.”kepalaku tertunduk lesu.
“Yaudah,ga papa loh.Ikut aja yuk.Sama aku ,nanti kita sama-sama.”
“Beneran?ya udah kita ikutan yuk.”
“Oke.Sip.”kamipun tersenyum bersama.
Jum’at lusa,kami sudah berada di masjid mengikuti pendaftaran anggota rohis.Lalu hari Sabtu kami pun diklat.Hari berganti hari,kami sangat senang berada dalam ekskul tersebut.Ekskul tersebut memberi kami banyak pencerahan.Dan sedikit demi sedikit kamipun dapat mengerti dan menata ulang hidup kami kembali.Dari rohis jugalah kami diajarkan untuk mengikhlaskan sahabat kami yang kini mungkin sudah tenang dan berada di surga. Amin.
Sabtu 05 Februari 2011,pukul 16.45 WIB.
Aku takkan pernah membiarkanmu jatuh.
Aku akan selalu membantumu berdiri disampingku.
Aku akan selalu disini saat kau membutuhkanku.
Setiap detik,setiap waktu,dimanapun kau berada saat kau butuh seseorang yang akan menguatkanmu.
Aku akan berada dan tumbuh dewasa disampingmu.
Disini,selamanya.
Bersama.Kau takkan pernah membutuhkan apa-apa lagi karena kau sudah mempunyai seorang sahabat setia.
Karena kita adalah jiwa yang sama.
Kau disampingku.Dan aku disampingmu.
Akhirnya, disinilah kami dengan segala perubahan yang terjadi pada diri kami. Memang banyak mengandung pro dan kontra. Tetapi jalan ini sudah kami ambil dan kami harus terus memperjuangkan prinsip hidup yang kami pegang ini.
Sekarang kami hanya bertiga.Tetapi,temanku Tiby berbeda sekolah dengan aku dan Reya.Meskipun begitu,kami masih sering berkumpul bersama dan menjalani hari-hari indah bersama-sama.
“Za! Za! Udah dari tadi nunggunya?”
Seruan Reya membuyarkan lamunanku. Aku pun terkesiap dan langsung menyadari kehadirannya.
“Eh..ohh...iya.Lumayan.”kataku masih agak tergagap.
“Dasar lu!yaudah,jadi berangkat nggak ni?”
“Iya iya jadi,yaudah yuk berangkat”
“Yuk”
“Eh..sebentar-sebentar.”
“Apa?”
“Sebentar”
Kulipat secarik kertas lusuh cetakan beberapa tahun silam itu yang sudah mulai menguning menjadi sebuah pesawat mainan dan menerbangkannya.
“Udah belum?”
“Udah kok.Yuk berangkat.”
“Tadi itu kertas apaan sih?”tanya Reya menyelidik.
“Oh..bukan apa-apa kok.Yuk berangkat.”
“Ohh..yaudah.Let’s go!”seru Reya.
Sebentar aku menengadah untuk melihat indahnya awan di sore hari yang cerah itu.Begitu memikat hatiku yang sedang diselimuti rasa haru.Lalu aku berseru dalam hati.
“Aku sudah mengikhlaskanmu Tama.Sudah mengikhlaskanmu.Semoga engkau tenang dialam sana.Karena kita bertemu karena-Nya,dan karena-Nya juga kita berpisah.Kami semua menyayangimu.”
Air mataku meleleh tepat setelah seruanku berakhir.Kurasakan air hangat yang mengalir dipipiku itu,menggenangi wajahku.Reya menatapku tepat dimanik mata,ia mengangguk seolah mengerti apa yang sedang terjadi.Ya,hari ini Tama merayakan ulang tahun kedelapan belasnya.Akupun tersenyum sembari mengusap air mata yang jatuh ke pipiku.
Oleh: aeririana(era susanti)
Langganan:
Postingan (Atom)