Sabtu, 08 Maret 2014

Bagi Yang Merindukan Sosok Itu




Pernah mendengar beberapa kepala negara yang mendunia karena sifat kepemimpinannya?
Pasti pernah,kita semua selalu rindu akan sebuah sosok pemimpin yang mencintai rakyatnya seperti halnya ia mencintai dirinya sendiri. Sosok yang dirindukan itu bisa tersohor dan menjadi teladan karena berbagai sifat dan perangai apiknya. Salah satu pemimpin yang namanya mendunia dan dikenal sejak berabad-abad silam adalah nabi Muhammad SAW. Ia terkenal pandai,rajin,jujur,sabar dan peduli akan umatnya. Bahkan saat diakhir hayatnya ia hanya berucap ummati ummati ummati yang berati umat, yaitu para sahabat dan pengikutnya yang mengikuti ajaran islam dan kitab suci Al Quran.
Dewasa ini di Indonesia sendiri,mungkin telah dikenal beberapa nama pejabat negeri yang merakyat. Sebut saja Djokowi dan Risma, Djokowi menang pada pemilu Gubernur DKI Jakarta beberapa tahun silam. Ia dikenal karena sikapnya yang pro rakyat dan menggalakkan slogan “blusukan” yang dalam bahasa jawa berarti turun kejalan,mengambil keputusan penertiban warga di kawasan kali ciliwung untuk dipindahkan di rumah susun. Sedangkan Risma adalah walikota Surabaya yang tersohor karena gebrakkannya pada kota yang suhu panasnya diatas rata-rata tersebut. Risma membuat banyak kawasan hijau dan taman-taman di kota Surabaya,ia menertibkan kawasan-kawasan lokalisasi, menolak proyek jalan tol serta bersikap adil dan cepat tanggap dalam membuat keputusan.
Ada apa rupanya hubungan seorang pemimpin dengan ketepatan pengambilan keputusan? Mengapa pemimpin yang cepat dan tepat mengambil keputusan dicintai oleh rakyatnya?
Berangkat dari hal inilah kita dapat melihat bahwa pemimpin yang baik adalah ia yang dapat menjadi teladan bagi rakyatnya. Teladan disini yaitu yang dapat mengambil keputusan secara adil, cermat, benar dan tepat. Tidak mengatasnamakan golongan manapun dan tidak memberatkan ataupun condong kepada salah satu pihak. Pemimpin juga harus mengerti dan memahami keputusan yang diambilnya lebih memberikan dampak baik atau buruk bagi rakyatnya. Karena sudah seharusnya seorang pemimpin mengerti kebutuhan dan kemauan rakyatnya.
Analisis seorang pemimpin dalam mencari tahu kebutuhan rakyatnya inilah yang susah dicari dalam diri pemimpin jaman sekarang. Banyak pemimpin hari ini yang hanya menginginkan jabatan dan kekuasaan semata tanpa mempedulikan nasib rakyatnya. Sehingga rakyat terkesan tidak didengar aspirasinya dan malah terkadang diabaikan begitu saja.
Apa resep untuk menjadi pemimpin yang dicintai rakyatnya?
Dari nama-nama diatas sudah dapat diambil kesimpulan bahwa seorang pemimpin haruslah yang memiliki etos kerja tinggi, berdedikasi kepada rakyatnya, mempunyai sifat melayani dan mendengar sehingga dapat mengetahui apa-apa saja kebutuhan warganya. Dalam pengambilan keputusan pun seorang pemimpin harus melihat masalah-masalah apa saja yang sedang terjadi dan butuh segera diselesaikan, menimbang dampak baik dan buruknya terhadap warga,  memberikan perubahan untuk kelangsungan hidup warga supaya kelak lebih baik dan sebisa mungkin membuat warganya untuk patuh kepada keputusannya.
Jadi, dimanakah anda sebagai seorang pemimpin diri anda pribadi sejauh ini?

Era Susanti a.k.a. aeririana
Indralaya, 9 Maret 2014
dalam rangka membangun perspektif positif publik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar